Sekilas memang terbilang asing di sekitar wilayah Jawa Timur. Tetapi fenomena tersebut hanya dalam bentuk hipotesis semata. Buktinya UKM Blero UM (Universitas Negeri Malang) berhasil menyelenggarakan FESOP (Festival Operet) 2013 tingkat SMA/SMK sederajat ((19/09/2013) dengan sukses. Hal tersebut terlihat dari antusiasme peserta yang berasal dari kota-kota besar seperti SMA Bangil (Pasuruan), SMA Darmawanita (Sidoarjo), SMA Srengat (Blitar) termasuk beberapa SMA di kota Malang. Festival yang diikuti 11 peserta berhasil menghentakan Gedung Sasana Budaya dengan ragam dan karakteristik Operet menurut perwakilan daerahnya masing-masing. Tercatat hampir seluruh penampil mampu memaknai Festival yang bertemakan “Yang Muda Yang Berbudaya” secara kreatif dan inovatif.
Festival
Operet yang diselenggarakan UKM Blero UM tahun ini tampil beda dibandingkan
dengan festival-festival pada umumnya. Salah
satu keistimewaan terlihat dari piala yang diperebutkan. Tidak tanggung-tanggung 4 jenis piala bergengsi diperebutkan yakni
Piala Gubernur Jawa Timur (juara 1), Piala Walikota (juara 2), Piala Rektor UM
(juara 3) dan Piala Dispora (aktor terbaik, aktris terbaik, sutradara terbaik,
naskah terbaik). Tidak hanya itu, keistimewaan lain terlihat pada jalannya festival.
Layaknya beberapa acara pencarian bakat . Tiga juri dengan segala kapasitas dan
kualitasnya selalu memberikan komentar
pada setiap penampil setelah pertunjukan selesai. Fungsi utamanya jelas
yaitu memperbaiki kualitas penampil operet agar dapat lebih baik lagi pada
pertunjukan berikutnya.
Salah
satu pesen dewan juri yang sempat saya tangkap berkaitan dengan dunia
operet ialah bahwa Operet bukanlah
sebuah pertunjukan yang hanya merekam
suara kemudian ditirukan oleh para pemainnya. Bagi juri operet merupakan sebuah
pertunjukan yang menggabungkan tiga unsur:
Inovasi, Teknologi dan Informasi . Inovasi terlihat bagaimana cara peserta mampu mengemas sebuah cerita dengan
baik. Teknologi berupa audio yang dihasilkan dari Adobe Primer atau program
yang lainnya. Sedangkan Informasi adalah terkait makna tersirat yang coba
ditampilkan oleh setiap peserta festival operet.
Di
akhir, melalui satu hari penuh dengan kata “kreatif” yang muncul dari beberapa
penampil operet SMA/SMK se Jawa Timur . Pemenang Festival Operet diumumkan.
Juara pertama diraih oleh SMAN 1 Srengat
Blitar, disusul SMAN 1 Sutojayan Blitar dan SMKN 5 Malang dan beberapa the best dari SMA N 1 Srengat Blitar
(aktor terbaik), SMA BSS Malang (aktris terbaik), SMKN 5 Malang (Naskah
terbaik) dan SMA N 1 Srengat Blitar (Sutradara
terbaik). Sungguh sebuah festival yang perlu diapreasi. Pertanyaannya adalah
bagaimana setiap peserta maupun penyelenggara mampu mengaplikasikan dalam
kehidupan yang sebenarnya. Tentang makna sebuah tema acara Fesop 2013 yang pada
intinya mempertahankan “budaya” .
Siapkah kita tentang hal itu?